5 Mei 2016

WAHAI LIDAH......

BERTAQWALAH KAMU KEPADA ALLAH

       Diantara anugerah Allah SWT, kita diberi lisan yang dengannya kita bisa berbicara. Kita bisa mengucapkan kata dan menyusunnya dalam bentuk pembicaraan yang bermakna. Kita bisa berkomunikasi dengan sesama. Kita bisa berdzikir menyebut Nama Allah dan aneka pujian kepada-Nya. Kita bisa baca Al-Qur'an melantunkan ayat-ayatNya. Kita bisa mengungkapkan apa saja yang menjadi isi hati kita.
Saudaraku......
       Allah memberi lisan atau lidah dengan segala kesempurnaannnya itu sebagai sarana kebaikan dan kemuliaan hidup kita. Luar biasa kemampuan yang Allah berikan lewat lidah ini. Betapa lidah dengan segala kualitas pembicaraannya itu juga sekaligus dapat digunakan untuk mengetahui kualitas seseorang, termasuk kualitas akhlak dan akalnya. Kalau isi pembicaraannya itu benar, baik, konsisten, jujur, dan terjaga, maka itu menunjukkan kaualitas akal dan akhlaknya yang mulia. Tetapi jika pembicaraannya buruk, tidak konsisten, tidak terjaga, banyak mengandung fitnah, adu domba, dsb, maka itu cermin dari buruknya akhlak dan pikirannya. Dalam tembung jawa, kondisi tersebut diungkapkan dengan kalimat "ajining diri soko lathi".
Saudaraku....
       Mengenai persoalan lidah ini, at-Tirmidzi meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Jika tiba waktu pagi, maka seluruh bagian tubuh manusia akan berpesan ke lidah dan berkata kepadanya, ‘Bertakwalah kamu kepada Allah karena kebahagiaan kami semua bergantung padamu, begitu pula kecelakaan kami semua bergantung padamu juga.”
Saudaraku....
       Salah satu diantara prinsip pembicaraan menurut Al-Qur'an adalah dengan menggunakan 'qawlan kariima' perkataan yang mulia. Allah SWT, berfirman: وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا ....." dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (Qs. Al Israa’ [17]:23). Kendatipun ayat tersebut berhubungan dengan masalah etika kepada orang tua, tapi pelajaran yang terkandung di dalamnya bisa diterapkan kepada siapa saja. Perkataan yang mulia tidak saja isinya mulia, tapi juga berasal dari hati yang mulia dan bermaksud untuk memuliakan orang yang kita ajak bicara.
       Sudahkah pembicaraan kita mengandung ketiganya? Semoga Allah SWT, memampukan kita untuk senantiasa menjaga lisan ini. Sebab betapa banyak orang menjadi terhina bahkan celaka karena tidak mampu menjaga lidahnya. Sungguh benar ungkapan yang menyebutkan bahwa "lidahmu harimaumu".
Wallahu a'lam bish-shawab
 ----------------------------------------
VINAN VIYUS

0 comments:

Posting Komentar